Jumat, 27 Februari 2009

Palestina Tercabik

Inilah akhir tahun kelabu bagi kemanusiaan. Puluhan pesawat tempur dan helikopter Israel dengan brutal membombardir Jalur Gaza. Hanya dalam waktu empat hari, lebih dari 350 orang tewas. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut kurang lebih sepertiga dari jumlah korban adalah warga sipil. Israel mengklaim serbuan ini ditujukan untuk menghancurkan kekuatan militer Hamas yang disembunyikan di dekat pemukiman warga. Tapi, rudal tak punya mata, apalagi hati.

Reaksi pemimpin dunia beragam. Ada yang mengecam, mengutuk, namun ada pula yang menyatakan bisa memahami serbuan Israel. "Serangan Israel menewaskan warga sipil," kata Ratu Rania, Ratu Yordania. "Iran siap membantu Palestina. Serangan Israel adalah pemusnahan etnis" ucap Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad. Sementara Presiden Amerika Serikat George Bush menilai, "Serangan israel adalah aksi bela diri dari serangan roket Hamas".

Panas di Jalu Gaza kini menjalar ke Jakarta. Akhir pekan lalu, ribuan orang dan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera turun ke jalan. Demonstrasi mengutuk serbuan Israel juga muncul di sejumlah daerah. Tak hanya demo, sejumlah organisasi Islam bahkan juga membuka pendaftaran jihad ke Palestina. Sementar Mer-C memilih mengirimkan tim medis untuk membantu para korban di pihak Palestina. Pemerintah Indonesia juga mengirimkan bantuan uang dan obat-obatan untuk rakyat Palestina.

Lantas, bagaimana kita melihat konflik Israel-Palestina secara proporsional? Saksikan dialog bersama Presiden PKS Tifatul Sembiring, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Hizbut Thahrir Indonesia Farid Wadji, Dosen Universitas Paramadina Abdul Moqtish Ghazali, dan pengamat Timur Tengah Mohamad Guntul Romli dalam tayangan video Barometer edisi 7 Januari 2009. Selamat menyaksikan.

Israel Ingin Menghapus Negara Palestina

Pagi ini, pagi esok, dan setiap pagi, anak-anak muda di Jalur Gaza akan lebih kuat dan berani untuk melawan penjajahan di atas tanah mereka, walau hanya dengan batu, atau apalagi dengan roket.

Para dedengkot Israel mati-matian meyakinkan diri mereka sendiri bahwa semakin keras mereka menghajar Palestina, maka akan semakin lemah lah rakyat Palestina. Namun mereka tidak menyadari, ketika semuanya usai, kebencian terhadap Israel semakin muntab, dan sejarah lama yang sudah berjalan akan terus menunggu mereka, tanpa direncanakan.

Jalur Gaza lebih kecil daripada Pulau Wight—sebuah pulau kecil yang terletak di laut selatan Inggris—tapi Gaza menampung 1.5 juta orang yang tak pernah bisa pindah dari sana. Mereka tumpang-tindih di sana, kelaparan, tanpa ada pekerjaan, dikelilingi tembok dan menara. Dari lantai atas menara mereka, kita akan bisa melihat perbatasan Gaza, Mediterania, dan kabel listrik Israel yang dipasang dengan keji. Jika bom meledak di Gaza, sudah dipastikan, tak ada tempat yang bisa digunakan untuk berlindung dan bersembunyi.

Sekarang, tengah terjadi perang di sana. Pemerintahan Israel berkata, “Kami mundur dari Gaza pada tahun 2005, dan yang kami dapatkan adalah roket Qassam dan Hamas menghujani kota kami. 16 orang mati. Berapa banyak lagi kami harus berkorban?” Ini adalah sebuah narasi yang sangat naif, dan banyak pula menyimpan celah. Jika kita ingin memahami realitas dan menghentikan serbuah roket, kita perlu meloncat ke beberapa tahun di belakang dan melihat apa penyebab semua itu.

Betul, pemerintahan Israel memang mundur dari Jalur Gaza tahun 2005—agar bisa lebih intensif mengontrol Tepi Barat. Dov Weisglass, penasihat senior Ariel Sharon, mengeluarkan pernyataan ambigu akan hal ini. “Penarikan dari Gaza hanya sementara. Penarikan ini akan menjadi indikasi bahwa tidak akan ada proses politik dengan Palestina. Negara Palestina sudah kami coret dari agenda kami.”

Sejak kali pertama mendengar pernyataan ini, warga sipil Palestina sudah diliputi perasaan was-was, dan karena ditambah kelakuan buruk pemimpin Fatah yang korup, mereka pun akhirnya memilih Hamas. Itu adalah pemilu yang bebas dan demokratis,dan polling yang dilalukan oleh Universitas Maryland, mengatakan bahwa 72% warga Palestina menginginkan solusi untuk kedua pihak, dan hanya kurang dari 20% saja yang tidak sudi berbagi tanah Palestina dengan Yahudi. Dan dengan segala tekanan tersebut, Hamas sudah sangat bersabar terhadap Israel dan menawarkan gencatan senjata, dan akan membiarkan Israel jika saja Yahudi-Yahudi itu mau kembali lagi ke daerah perbatasannya.

Alih-alih menerima tawaran Hamas yang simpatik tersebut, Israel malah bereaksi dengan menurunkan tangan keji pada segenap penduduk sipil Palestina. Israel menutup semua akses ke Gaza. Penduduk Gaza hidup dengan sedikit makanan, bensin, dan obat-obatan, tapi sama sekali tak cukup untuk bertahan hidup. Weisglass menyebutnya sebagai “Gaza sedang berdiet.” Menurut Oxfam, sebuah LSM yang bekerja di bidang pengentasan kemiskinan dan memerangi ketidakadilan di tiga benua di dunia, selama satu bulan terakhir ini hanya 137 truk pengangkut makanan yang boleh memasuki Gaza. Untuk jumlah 1.5 juta orang, suplai makanan tersebut jauh dari cukup. PBB mengatakan bahwa kemiskinan mencapai level luar biasa tak terkirakan. Orang yang datang ke rumah sakit langsung ditolak oleh pihak rumah sakit, karena antara rumah sakit dan rumah tinggal sudah tidak ada beda fungsinya. Di jalanan, anak-anak kecil bertebaran kelaparan.

Agresi terhadap Gaza telah melahirkan sesuatu yang amoral. Hamas mulai menembakan roket al-Qossam dan “hanya” menewaskan 16 orang Israel, bandingkan dengan Israel yang sudah melenyapkan lebih dari 500 jiwa hanya dalam waktu seminggu. AS dan Negara-negara Barat menapikan hal ini. Mereka mengatakan bahwa sangat tidak mungkin bernegosiasi dengan Israel sementara Negara Yahudi itu tengah menembakan roket, tapi mereka meminta rakyat Palestina untuk diam saja, untuk melakukan kompromi politik.

Israel sudah menolak gencatan senjata dan proses diplomatik dengan Hamas. Mengapa? Ini karena Israel ingin menghapus Palestina. Seorang penulis Yahudi mengatakan, “Jika kita menginginkan perdamaian sekarang, masalahnya bukan pada Hamas. Tapi pada Israel sendiri.”

Rabu, 25 Februari 2009

Empat Remaja Palestina Terluka Ditembak Tentara Zionis


Ma’an News Agency (MNA) melaporkan informasi dari sumber di rumah sakit setempat, tentang empat remaja Palestina terluka tembak saat bentrok melawan tentara penjajah Israel di Hebron, Tepi Barat, Kamis (25/10).

Menurut saksi mata, ketika itu sejumlah remaja dan anak-anak Palestina tengah melempari segerombolan tentara Zionis-Israel dengan batu. Gerombolan tentara Zionis tersebut tengah berada di dekat pos militer Israel di pintu masuk menuju Martyrs' Street di pusat kota Hebron.

Menghadapi serangan batu yang dilontarkan anak-anak remaja dan bocah-bocah kecil Palestina tersebut, gerombolan tentara Zionis langsung menyambutnya dengan lontaran gas airmata, granat suara, dan rentetan tembakan dengan peluru karet.

Yang dimaksud dengan peluru karet bukanlah peluru karet yang lazim dipakai tentara-tentara regular di seluruh dunia. Israeli Defense Military (IDF) telah memiliki jenis peluru karet yang berbeda dengan tentara kebanyakan. Peluru karet yang diproduksi Israeli Military Industries (IMI) ini merupakan sebuah logam keras berbentuk bulat yang dilapisi karet tipis. Inilah ‘peluru karet’ ala tentara Zionis-Israel, yang tidak hanya melukai tapi juga banyak merenggut nyawa anak-anak Palestina.

Dalam banyak bentrok dengan rakyat Palestina, tentara penjajah Israel ini memang sengaja mendirikan pos militer agak besar di Hebron guna melindungi keberadaan pemukiman Yahudi radikal yang mendirikan rumah-rumah di atas tanah milik warga Palestina.

Setiap hari, di Palestina selalu saja ada bentrokkan, ada kematian. Bahkan jenis hiburan anak-anak Palestina salah satunya yang paling sering dilakukan adalah melemparkan batu kearah tentara Zionis-Israel. Andai umat Islam sedunia bersungguh-sungguh dalam membantu rakyat Palestina, maka yang dilemparkan remaja-remaja Palestina kearah tentara Israel bukanlah sekadar batu, namun granat. Kapan hari itu akan terjadi?

Selasa, 24 Februari 2009

Umat Islam Wajib Peduli kepada Palestina

Palestina Masalah Utama Umat Islam

Tidak ada tanah yang lebih bergolak selain Palestina. Sejarah Palestina adalah sejarah panjang peperangan. Palestina adalah pusat tiga agama dan peradaban besar: Islam, Kristen, dan Yahudi. Ketiganya saling mempertahankan eksistensinya atas tanah suci di sana. Inilah tempat bertemunya bangsa-bangsa di satu titik konflik dalam kurun waktu yang sangat panjang. Tapi satu hal yang pasti, Palestina bukanlah tanah kosong tanpa bangsa (the land without nation), bukan pula milik Zionis Israel, sebuah bangsa yang tidak memiliki tanah (the nation without land).

Bagi umat Islam Palestina adalah masalah utama karena Palestina merupakan tanah waqaf umat Islam. Di sana terdapat Al-Masjid Al-Aqsha, tempat para nabi dan rasul, tempat Isra’ Rasulullah saw., dan tempat yang sangat diberkahi.

Palestina dalam Perspektif Syari’ah

Palestina yang di dalamnya terdapat Al-Quds adalah tanah waqaf umat Islam, yang telah mereka warisi sejak lebih dari 6.000 tahun. Hal ini karena Ibrahim a.s. bukanlah seorang Yahudi dan bukan pula Nashrani, tetapi seorang yang hanif dan muslim; dan beliau tidak musyrik pada Allah. [Ali Imran (3): 67].

Dari ayat tersebut sangat jelas disebutkan bahwa Palestina adalah warisan ideologis, bukan warisan genetis. Masuknya Musa ke tanah Palestina bukan karena nenek moyangnya orang Palestina, melainkan perintah keimanan dari Allah swt.

Musa berkata, “Hai kaumku, masuklah ke Tanah Suci (Palestina) yang telah ditentukan bagimu (selama kamu beriman). Dan janganlah kalian lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kalian akan menjadi orang-orang yang merugi.” [Al-Maidah (5): 21].

[Al-Maidah (5): 21].

Dari sudut pandang ideologis, bangsa mana pun berhak atas pengelolaan Palestina selama memiliki akar ideologi yang sama dengan ideologi yang diimani Musa juga nenek moyangnya Ibrahim.

“Katakanlah, kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub, dan anak cucunya; dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa, serta apa-apa yang diberikan kepada nabi-nabi dan Tuhannya.” [Al-Baqarah (2): 136].

[Al-Baqarah (2): 136].

Karena itu, Zionis Israel Yahudi tidak memiliki hak waris atas tanah Palestina, baik dari Ibrahim, Musa, atau Ya’kub (Israel) yang merupakan nenek moyang mereka. Sebab, Palestina adalah warisan keimanan; dan Zionis Israel Yahudi saat ini berada dalam ruang keimanan yang berbeda, bahkan bertentangan dengan pendahulu mereka.

Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’kub. “Hai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk Islam.” [Al-Baqarah (2): 132].

[Al-Baqarah (2): 132].

Bahkan, lebih tegas lagi pernyataan putusnya hubungan (bara’ah) dengan orang-orang yang tidak satu jalan keimanan dinyatakan oleh Musa ketika terjadi pembangkangan dari bangsa Israel.

“Berkata Musa, ‘Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara aku dan orang-orang yang fasik itu’.” [Al-Maidah (5): 25].

[Al-Maidah (5): 25].

Dari sudut pandang keimanan, Palestina adalah warisan Islam. Bukan warisan tiga agama dan peradaban; Islam, Kristen, serta Yahudi yang sering disebutkan mempunyai akar yang sama, yaitu agama Ibrahim. Sebab, Ibrahim hanya memiliki satu agama, agama Islam.

“Ataukah kalian, (orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’kub dan anak cucunya adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani? Katakanlah, apakah kalian yang lebih mengetahui atau Allah?” [Al-Baqarah (2): 140].

[Al-Baqarah (2): 140].

“Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan pula Nashrani, tetapi seorang yang hanif dan muslim dan dia tidak musyrik pada Allah.” [Ali Imran (3): 67].

[Ali Imran (3): 67].

Palestina dalam Perspektif Sejarah

Dilihat dari sudut pandang sejarah, Zionis Israel Yahudi tidak memiliki akar sejarah sebagai penduduk asli Palestina. Kedatangan mereka ke tanah Palestina pada permulaan akhir periode sebelum lahirnya Isa bin Maryam sampai permulaan masehi bukanlah sebagai pemilik, tetapi sebagai imigran dari Mesir. Begitu juga kedatangan mereka ke tanah Palestina saat ini yang berujung pada kolonialisasi. Sebelum masuknya bangsa Israel, Palestina telah dihuni oleh bangsa Kanaan yang merupakan nenek moyang bangsa Arab Palestina saat ini. Ini disebutkan dalam Kitab Bilangan XIII ayat 17-18, “Maka Musa menyuruh mereka mengintai tanah Kanaan… dan mengamat-amati keadaaan negeri itu; apakah bangsa yang mendiaminya kuat atau lemah, apakah mereka sedikit atau banyak.”

Pernyataan serupa juga diceritakan dalam Al-Qur’an. Bahkan Al-Qur’an menyebutkan bahwa bangsa Israel itu tidak layak atas tanah Palestina karena perilaku mereka sendiri.

Musa berkata, “Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan bagimu (selama kamu beriman). Dan janganlah kalian lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kalian akan menjadi orang-orang yang merugi”. Mereka berkata, “Hai Musa, sesungguhnya di dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa (bangsa kanaan). Sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar. Jika mereka keluar, pasti kami akan memasukinya.” Berkatalah dua orang di antara orang-orang yang takut kepada Allah yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya, “Serbulah mereka melalui pintu gerbang kota ini. Maka bila kalian memasukinya, niscaya kalian akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kalian bertawakkal jika kalian benar-benar beriman.” Mereka berkata, “Hai Musa, sekali-kali kami tidak akan memasukinya selamanya selagi mereka ada di dalamnya. Karena itu, pergilah kamu bersama Tuhanmu dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya akan duduk menanti di sini saja.” Berkata Musa, “Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara aku dan orang-orang yang fasik itu.” Allah berfirman (jika demikian), maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun. Lalu, selama itu mereka berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tiih) itu, maka janganlah kamu bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang fasik itu. [Al-Maidah (5): 21-26].

[Al-Maidah (5): 21-26].

Dalam sejarah Palestina, negeri itu pernah jatuh ke tangan Bangsa Israel pada permulaan Masehi. Pertempuran mereka dengan penduduk asli Palestina tercatat dalam kitab Samuel I, bab 13 dan 14 yang mengisahkan strategi Saul dan Yonatan yang menyerbu Michmas. “…Orang Filistin berkemah di Micmash… dan di antara pelintasan bukit-bukit yang dicoba Yonatan menyeberanginya ke arah pasukan pengawal Filistin… dan kekalahan yang ditimbulkan Yonatan dan pembawa senjatanya, besarnya kira-kira dua puluh orang dalam jarak kira-kira setengah alur dari pembajakan ladang.”

Namun, pada tahun 70 M, kekuasan bangsa Israel itu runtuh seiring kematian Herodes dan masuknya kekuatan Romawi menguasai seluruh Palestina. Sejak itu bangsa Israel menjadi bangsa yang tidak memiliki tanah air dan tersebar di berbagai negara sampai mereka melakukan kolonialisasi kembali atas Palestina pada tahun 1967 M. (Richard Deason. Dinas Rahasia Israel, Jakarta, Yayasan Widya Pustaka: 1986, hal 3-4). Sementara itu, tanah Palestina menjadi tanah wakaf umat Islam pada masa pemerintahan Umar bin Khattab pada abad 7 M setelah Romawi ditaklukkan tentara Islam.

Dalam hukum internasional dinyatakan bahwa yang berdaulat atas suatu wilayah adalah mereka yang pertama kali mendiami wilayah tersebut dan menunjukkan bukti eksistensi mereka atas wilayah tersebut berupa aktivitas dan bukti-bukti fisik yang menunjukkan kedaulatan mereka atas wilayah tersebut. Karena itu, bangsa Kanaan yang merupakan nenek moyang Arab Palestina saat ini adalah pemilik sah tanah Palestina.

Keistimewaan Palestina (Al Quds) di Mata Umat Islam

Umat Islam memandang Palestina sesuai dengan pandangan ajaran Islam dan sejarahnya yang sangat panjang. Palestina adalah bumi para nabi dimana mereka mengajarkan risalah tauhid kepada umatnya. Tidak ada sejengkal tanah di Palestina, kecuali di sana ada nabi yang shalat menyembah pada Allah dan menyampaikan ajarannya kepada umat. Dari mulai Nabi Ibrahim a.s. dan keturunannya Nabi Ishak a.s., Ya’qub a.s., Yusuf a.s. dan saudara-saudaranya. Kemudian Nabi Daud a.s. dan Sulaiman a.s. Seterusnya, Nabi Musa a.s., Harun a.s., Zakariya a.s., Yahya a.s., dan Isa a.s.

Palestina –di mana masjidil Aqsha ada di sana– merupakan kiblat pertama umat Islam. Ini adalah penghormatan Islam pada Palestina yang memiliki sejarah panjang tempat para nabi dan tempat turunnya wahyu. Rasulullah saw. dan sahabatnya pernah shalat menghadap Al-Masjid Al-Aqsha selama sekitar 16 bulan. Kemudian Allah swt. mengubah kiblat umat Islam ke Masjidil Haram. Dan perubahan itu diabadikan Al-Qur’an. Perpindahan kiblat ini sendiri memiliki banyak hikmah yang banyak dirasakan umat Islam sampai sekarang.

Allah memuliakan Palestina dengan Al-Masjid Al-Aqsha. Masjid ini disamping kiblat pertama umat Islam, juga masjid kedua yang dimuliakan Allah swt. dan tanah suci ketiga setelah Makkah dan Madinah. Rasulullah saw. bersabda, “Kalian tidak boleh mempersiapkan untuk melakukan perjalanan ziarah, kecuali pada tiga masjid; Al-Masjid Al-Haram, Masjid Rasul saw. dan Al-Masjid Al-Aqsa.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Di Masjid Al-Aqsha ini pula Rasulullah saw. melakukan isra’ dan di sini beliau memimpin shalat bagi para nabi dan rasul –suatu simbol bahwa Rasulullah saw. adalah pemimpin mereka. Kemudian dari Masjid Al-Aqsha, Rasulullah saw. melanjutkan perjalanannya menuju Sidratil Muntaha untuk menerina kewajiban yang paling agung, yaitu shalat lima waktu.

Disamping tempat ini disucikan oleh Allah swt., tempat ini juga tempat yang diberkahi oleh Allah swt. Keberkahan dari nilai-nilai spiritual karena para nabi menyampaikan risalah di tempat ini, dan keberkahan materi karena kekayaan alam, kesuburan, dan letaknya yang sangat strategis serta alamnya yang indah. “Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjid Al-Haram menuju Al-Masjid Al-Aqsha yang Kami berkahi sekelilingnya.” [Al-Israa (17): 1].

Demikianlah keistimewaan Al-Masjid Al-Aqsa, Baitul Maqdis, Al-Quds di Palestina ini. Maka sudah merupakan kewajiban seluruh umat Islam, bahkan seluruh manusia untuk menjaga dan menyelamatkannya dari berbagai macam penjajahan bangsa-bangsa yang terkutuk, utamanya bangsa Yahudi.

Kewajiban Umat Islam terhadap Palestina

1. Memahami Kondisi dan Problematika Palestina
Kewajiban pertama yang paling fundamental bagi seorang muslim adalah memahami akar masalah Palestina (Al-Quds) bahwa masalah Palestina adalah masalah umat Islam. Perebutan kekuasaan yang terjadi di tanah suci itu bukan perebutan antara dua bangsa, Arab dan Israel. Tetapi, perang agama antara Islam dan Yahudi.“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” [Al-Maidah (5): 82].Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” [Al-Maidah (5): 82].Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin berperang dengan yahudi. Maka kaum muslimin membunuh mereka sampai ada seorang yahudi bersembunyi di belakang batu-batuan dan pohon-pohonan. Dan berkatalah batu dan pohon, wahai muslim, wahai hamba Allah, ini yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah ia; kecuali pohon gorqhod karena ia adalah pohon yahudi.” (HR Muslim).

(HR Muslim).

Masalah Palestina bukan hanya masalah bangsa Palestina dan bangsa Arab saja. Tetapi masalah seluruh umat Islam, bahkan masalah kemanusiaan secara keseluruhan. Atas dasar pandangan akidah inilah seluruh umat Islam wajib memahami kondisi dan permasalahan Palestina.

2. Mensosialisasikan Kondisi dan Problematika Palestina kepada yang lain.
Setelah memahami permasalahan dan kondisi Palestina, maka mereka harus mensosialisasikan pemahaman ini kepada seluruh umat Islam. Masih banyak umat Islam yang belum memahami kondisi dan permasalahan Palestina. Hal ini terjadi karena banyak sebab, di antaranya faktor lemahnya keimanan dan problematika yang dihadapi oleh umat Islam itu sendiri di seluruh dunia.Oleh karena itu setiap individu yang mengaku muslim harus memahamkan pada umat Islam yang lain di seluruh dunia bahwa masalah Palestina adalah masalah utama umat, dan masa depan umat akan sangat terkait dengan perjuangannya terhadap Palestina. Bahwa di Palestina ada Al-Masjid Al-Aqsa kiblat pertama umat Islam yang sedang terancam. Bahwa Rasulullah saw. memimpin shalat berjama’ah yang diikuti oleh para nabi dan rasul pada peristiwa Isra’ yang merupakan pewarisan tanah Palestina pada umat Islam. Bahwa Umar bin Khattab r.a. menerima penyerahan kunci langsung Kota Palestina (Al-Quds).
3. Jihad dengan Harta
Kewajiban selanjutnya bagi umat Islam adalah berjihad dengan harta mereka. Umat Islam harus menyisihkan sebagian rezekinya minimal 1% untuk perjuangan Palestina. Karena jihad di Palestina sangat membutuhkan harta. Dan di sana juga banyak janda, anak yatim, anak sekolah, mahasiswa, orang yang kehilangan rumah dan pencaharian akibat konflik dan perang yang belum diketahui akhirnya. Semua itu sangat membutuhkan uluran tangan umat Islam lainnya yang mampu.
4. Jihad dengan Jiwa
Terdapat perbedaan mendasar dalam sifat perang di Palestina. Bila perang di Palestina dinyatakan sebagai perang antara dua bangsa atau dua negara, maka tidak boleh ada keterlibatan pihak lain di luar dua pihak yang bertikai tanpa ada permintaan untuk terlibat dari salah satu pihak yang berperang. Keterlibatan tanpa ada permintaan untuk terlibat berarti pelanggaran kedaulatan sebuah negara yang bertentangan dengan hukum internasional. Kenyataan yang terjadi adalah bahwa perang di Palestina adalah perang agama antara Islam dan Yahudi yang mengundang keterlibatan semua umat Islam dan kaum Yahudi di seluruh dunia, di setiap bangsa dan negara mana pun. Maka, hukum perang di Palestina adalah jihad fii sabiilillah yang diwajibkan atas setiap umat Islam di seluruh dunia sesuai dengan kondisi mereka di setiap tempat.“Diwajibkan atas kalian berperang sedangkan kalian membencinya. Barangkali kalian membenci sesuatu, tetapi itu baik bagi kalian. Dan barangkali kalian menyukai sesuatu sedangkan itu buruk bagi kalian. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian tidak ketahui.” [Al-Baqarah (2): 216][Al-Baqarah (2): 216]

“Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.” [At-Taubah (9): 44]

[At-Taubah (9): 44]

Palestina adalah tanah waqaf umat Islam yang harus dipertahankan sampai kapan pun. Pembelaan kita terhadap Palestina bukan karena mereka orang-orang Arab, melainkan karena mereka adalah muslim dan karena Palestina adalah salah satu dari tiga tempat suci umat Islam yang dimuliakan Allah. Karena itu, permasalahan Palestina harus dijadikan konsentrasi utama umat Islam.

5. Doa
Dan kewajiban yang paling minimal yang harus terus dilakukan oleh setiap umat Islam adalah berdoa. Doa orang beriman kepada saudaranya tanpa sepengetahuan mereka adalah maqbul

Sabtu, 21 Februari 2009

wanitaa PaLestinaa d'dzaLimii

Logika apa yang dipakai oleh agresor Israel yang sampai hati membantai ratusan penduduk Palestina di Gazza? Alibi kerdil apa yang sampai bisa memasung kepedulian bangsa Arab untuk sekadar menonton pembantaian massal di Palestina? Sudah terlalu menggunungkah dosa-dosa kita yang kemudian mengatup nurani untuk melek menyaksikan kejahatan perang tak termaafkan dalam sejarah itu?

Manusia-manusia Islam yang sudah kehilangan kepedulian saudara-saudaranya di belahan bumi yang lain itu, hanya kuasa menjerit pilu. Cuma bisa mengerang tak bisa berbuat apa apa, tatkala suami-suami mereka jatuh tersungkur bermandi darah; ketika bocah-bocah yang lucu dan menggemaskan itu berteriak kesana-kemari dalam derai kepanikan; manakala puluhan apartemen usang yang menjadi tempat berteduh keluarga-keluarga malang itu seketika roboh dihantam peluru raksasa Israel. Yang tersisa adalah gelimpangan mayat, jasad bocah-bocah suci yang tersenyum tenang, dan puing-puing bangunan yang menyatu ke bumi.

Israel kembali menggunakan “logika kematian”. Strategi bertaruh nyawa yang tentu saja membuat bulu kuduk pemimpin-pemimpin Arab merinding. Karena kumpulan orang-orang yang mengaku diri mulia dan terhormat itu tidak pernah mengerti bahwa hanya dengan pertaruhan darah demi membela kemerdekaan sejati, manusia baru bisa mulia lalu mendapatkan kehormatan abadi. Bukan dengan bersembunyi di balik ketiak kepengecutan, atau menggelar ratusan pertemuan di meja-meja konferensi OKI, Liga Arab, yang selalu saja berakhir dengan rekomendasi bualan. Tanpa bukti. Pantas mereka menjadi kurcaci dihadapkan dengan logika kematian Israel?

Bagi rakyat Palestina sendiri dari dulu hingga sekarang, mereka sudah memahami bahwa letak krisis Palestina bukan karena Israel yang tak henti-hentinya melakukan pembunuhan dan perampasan. Masalah kematian bagi mereka tak menjadi soal, sebab mereka faham bahwa kesucian dan kemuliaan diri itu selalu harus ditebus dengan darah dan air mata.

Sumber genosida di Gazza adalah sikap pengecut pemimpin-pemimpin Arab dan umat Islam yang telah kehilangan semangat altruistik. Lelap berselimut egoistis hingga tak lagi peka akan nilai-nilai humanisme, yang tak lagi menyemat spirit kohesif yang menjadi pilar kekuatan Islam dan bangsa Arab. Dan, oleh karenanya kita dilindas Israel (Barat) yang sukses mengaplikasi semangat altruistik dan spirit kohesif! Maka wajar kita kalah.

Kontribusi Wanita Permata

Kenapa Palestina yang tinggal sekerat itu masih tetap bertahan menggelorakan semangat perlawanan tanpa batas dan tidak lekang dari bumi? Sebab di atas tanah milik umat Islam itu ada wanita-wanita luar biasa.

Bak permata. Meskipun tak menyimpan permata dan perhiasan mewah. Kemilaunya memancar dari kepribadian. Wanita yang mungkin tersembunyi, terbenam bersama perjuangan membina generasi pejuang. Mereka tidak populer, tapi selalu membisikkan spirit kepahlawanan ke telinga-telinga putera-puteri tercinta. “Nak, kehidupan abadi itu di surga. Kemuliaan itu senantiasa harus ditebus dengan tetes darah dan derai air mata”!

Begitulah Ummu Nidhol, wanita permata Palestina yang kerap membisikkan spirit perjuangan kepada ketiga puteranya. Ia deskripsikan surga di pangkal mata. Ia tak pernah pacu sang anak untuk merengkuh kehidupan hedonis yang acapkali membinasakan mental ukhrawi. Ia tak cita-citakan puteranya untuk mengemis harta bertuhankan nafsu. Ia hanya inginkan buah hatinya masuk surga, dengan berkorbankan darah.

Usai putera ketiganya yang baru berusia 16 tahun syahid dalam drama ledakan dahsyat di jantung kekuatan Israel, Ummu Nidhol menangis. Ketika ditanya perihal penyebab ia menangis. Wanita permata itu berkata: “Saya tidak punya lagi anak yang bisa saya persembahkan untuk kemuliaan Palestina!”

Lalu Ibunda Muh. Al-Fatih, sang penakluk Konstantinopel tahun 1453 M. Dalam usia 23 tahun, Al-Fatih berhasil memaksa hengkang Raja Constantine XI Paleologus dari tahtanya. Penaklukan paling fantastis dalam sejarah.

Ibunyalah yang kala masih mengandung Al-Fatih acap berdiri menghadap ke arah kota Konstantinopel. Ia berharap besar bahwa kelak puteranya yang akan menaklukkan negeri itu. Mengamini sabda baginda Rasulullah Saw. ““Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan umat Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (H.R. Ahmad). Obsesi mulia wanita permata.

Menegaskan Substansi Krisis

Sekali lagi, memang benar genosida di Gazza saat ini merupakan potret keangkaramurkaan. Sangat pantas kita kecam kebiadaban Israel bahkan menjadi suatu keharusan. Tidak kita biarkan penduduk Gazza menahan derita seorang diri. Segera tabuh genderang reaksi massal untuk hentikan pembantaian itu. Sebelum terlambat. Sebelum Palestina, seperti kata DR. Raghib Sirjani, akan menjadi Andalusia kedua. Hilang dari peta dunia.

Tapi, seyogyanya jangan biarkan pemimpin-pemimpin Arab yang duduk santai di singgahsana apatis itu lepas dari kecaman. Sebab mereka yang paling bertanggungjawab atas tragedi kemanusiaan yang melanda bumi Palestina. Paksa mereka untuk mengulurkan bantuan dan membungkam kekejaman Israel, walaupun mungkin hal itu hampir mustahil mereka lakukan.

Mengapa? Barangkali karena sosok wanita-wanita permata itu hanya ada di Palestina, hanya pernah ada di masa penaklukan Konstantinopel. Yang ada hanya seorang ibu yang cita-citanya hendak mengikuti riak-riak kecil arus modernisme. Meletakkan standar kesuksesan anak-anak pada wujud materi dan segudang sertifikasi. Seorang isteri yang memaksa suami berpeluh darah untuk menangkap kebahagiaan semu pada jabatan, pangkat, dan prestise. Pada ruang-ruang busana temporal yang sering menguap dilahap waktu. Mengapa ibu dan isteri itu tak membisikkan senandung merdu tentang surga ke telinga-telinga anak dan suami? Kenapa tak pintal sutera cinta dalam tiap keinginan bahwa ibu dan isteri itu ingin bersama merengguk kebahagiaan abadi?

Genosida Gazza adalah konsekuensi dari punahnya sistem pendidikan ukhrawi yang hanya bisa diajarkan oleh wanita-wanita permata. Cukup kita sesalkan karena pemimpin-pemimpin Arab itu dilahirkan, dibesarkan, dididik, dan didampingi oleh reinkarnasi wanita lain.

Harapan itu masih ada. Di Palestina masih banyak wanita permata yang menjamin eksistensi para pahlawan pembela negeri. Kalau Dunia Arab telah mandul melahirkan wanita permata, maka Dunia Islam yang membentang dari pangkal Indonesia sampai ke pucuk Samudera Atlantik di pesisir Afrika Barat, pasti telah bersiap-sedia menjadi wanita-wanita permata. Untuk melahirkan pemimpin satria sekelas Al-Fatih. Bukan seperti pemimpin Arab yang kini hanya bisa menonton Genosida di Gazza

paLestina teraniaya

Palestina teraniaya,,,,,,,bagaimana nasib mereka yang sedang dilanda ketakutan, kecemasan dan kesedihan?…Bagaimana dengan kita sebagai saudara sesama muslim ?….Apakah kita hanya bisa melihat kedzaliman yang dilakukan oleh Israel ? Atau kita sama sekali tidak berbuat apapun ?

Dimana rasa kemanusiaan kita melihat saudara kita di bom, di tembak, dan dianiaya oleh kaum yahudi…. hak mereka dirampas,,,

Pada hari senin kemarin, setelah kumpul untuk melakukan pertemuan tentang keputusan sidang, para mahasiswa BEC angkatan 11 melakukan bakti sosial peduli palestina. Angkatan 11 masih punya kepedulian kepada saudara-saudara kita di palestina. Untuk itu, para mahasiswa menggalang dana untuk membantu saudara-saudara kita di palestina. Mungkin sumbangan ini, tidak mampu menggantikan nyawa yang telah terkubur di tanah palestina, tetapi ini adalah bukti kecintaan kami pada saudara kami di palestina yang sedang teraniaya..

Ya Allah, mungkin kami hanya bisa menonton saja kekejaman Israel ya allah… Kami tidak bisa memberikan pertolongan kepada saudara kami…Ampunilah saudara kami yang telah gugur dalam fisabilillahmu ya allah,,, berikanlah kekuatanmu untuk para saudara kami di tanah palestina ya Allah……..

Hanya doa yang bisa kami ucapkan ya Allah,,,, Berikanlah kemenangan pada palestina ya Allah,,, jangan jadikan kami terlena akan dunia ini dan melupakan saudara kami yang sedang tertimpa musibah…………

Kamis, 12 Februari 2009

Do'a utk rakyaad PaLestinaa

Semoga Allah menganugerahkan persatuan dan kesatuan kepada seluruh dunia Muslim.

Dan semoga Dia mengabulkan hal ini segera, insya Allah. Semoga Dia memunculkan Imam Mahdi (as). Semoga Dia menurunkan Nabi Isa (as), insya Allah. Semoga Dia mempercepat kemunculannya. Semoga Dia menghentikan seluruh perang dan penghancuran di dunia dan memperlihatkan kepada dunia indahnya keadilan dan akhlak mulia Muslim.
Semoga Allah mempersatukan saudara Yahudi kita, saudara Nasrani kita dan seluruh dunia Muslim dalam kedamaian, keamanan dan persaudaraan. Semoga Dia mengilhami kaum Muslim agar cenderung kepada persatuan dan kesatuan itu, dan sangat merindukan hal itu. Semoga Allah mengarahkan mereka untuk teguh menghindari perpecahan. Semoga Allah menjadikan mereka berjuang siang dan malam dengan kecintaan dan semangat besar demi persatuan dan kesatuan. Semoga Allah memberi balasan saudara-saudara Palestina kita dengan gelar syahid. Semoga Dia menjadikan mereka memasuki Akhirat sebagai syuhada. Semoga Dia menyembuhkan yang sakit. Semoga Allah memberi mereka kesabaran, keteguhan dan keberanian. Semoga Allah menjadikan kedzaliman orang-orang dzalim berbalik menimpa diri-diri mereka sendiri dan menggagalkan mereka dengan mengaburkan penglihatan mereka, mengaburkan perkiraan mereka, mengaburkan pemikiran mereka, mengaburkan hati mereka, membelenggu hati mereka dan membelenggu lidah mereka. Semoga Allah menghapuskan kedzaliman Zionis ateis dan Freemason ateis. Semoga Dia menganugerahkan persatuan, kesatuan dan ukhuwah kepada seluruh dunia Muslim dan menjadikan mereka hidup bersama dalam kedamaian Insya Allah. Kita telah memasuki masa yang sangat luar biasa, insya Allah. Kita berada dalam bulan Muharram, insya Allah. Semoga Allah menggunakan bulan ini, dengan keberkahannya, sebagai sebuah wahana. Semoga Dia tidak pernah menjadikan kita menyimpang dari jalan Nabi (saw). Semoga Dia tidak pernah menjadikan kita menyimpang dari nilai-nilai ajaran Al Qur'an, insya Allah. Semoga Dia menganugerahkan keberlimpahan, kedamaian, keberanian, sikap tidak berlebihan, keteguhan dan pantang menyerah di hadapan penderitaan serta akhlak mulia sejati kepada seluruh kaum Muslim insya Allah

sejaarah trjadinyaa konfLik I sraeL vs paLestina

Sejarah

Hingga 1949

* Deklarasi Balfour 1917

2 November 1917. Inggris mencanangkan Deklarasi Balfour, yang dipandang pihak Yahudi dan Arab sebagai janji untuk mendirikan ”tanah air” bagi kaum Yahudi di Palestina.

* Revolusi Arab 1936-1939.

Revolusi Arab dipimpin Amin Al-Husseini. Tak kurang dari 5.000 warga Arab terbunuh. Sebagian besar oleh Inggris. Ratusan orang Yahudi juga tewas. Husseini terbang ke Irak, kemudian ke wilayah Jerman, yang ketika itu dalam pemerintahan Nazi.

* Teks 1922: Mandat Palestina Liga Bangsa-bangsa
* Mandat Britania atas Palestina
* Rencana Pembagian Wilayah oleh PBB 1947
* Deklarasi Pembentukan Negara Israel, 14 Mei 1948.

Secara sepihak Israel mengumumkan diri sebagai negara Yahudi. Inggris hengkang dari Palestina. Mesir, Suriah, Irak, Libanon, Yordania, dan Arab Saudi menabuh genderang perang melawan Israel.

* Perang Arab-Israel 1948
* Persetujuan Gencatan Senjata 1949

3 April 1949. Israel dan Arab bersepakat melakukan gencatan senjata. Israel mendapat kelebihan wilayah 50 persen lebih banyak dari yang diputuskan dalam Rencana Pemisahan PBB.

* Exodus bangsa Palestina
1949-1967

* Perang Suez 1956
* Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) resmi berdiri pada Mei 1964. Tujuannya menghancurkan Israel.
* Perang Enam Hari 1967
* Resolusi Khartoum
* Pendudukan Jalur Gaza oleh Mesir
* Pendudukan Tepi Barat dan Yerusalem Timur oleh Yordan

[1967-1993

* Perjanjian Nasional Palestina dibuat pada 1968, Palestina secara resmi menuntut pembekuan Israel.
* 1970 War of Attrition
* Perang Yom Kippur 1973
* Kesepakatan Damai Mesir-Israel di Camp David 1978
* Perang Lebanon 1982
* Perang Teluk 1990/1
* Kesepakatan Damai Oslo antara Palestina dan Israel 1993

13 September 1993. Israel dan PLO bersepakat untuk saling mengakui kedaulatan masing-masing. Pada Agustus 1993, Arafat duduk semeja dengan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin. Hasilnya adalah Kesepakatan Oslo. Rabin bersedia menarik pasukannya dari Tepi Barat dan Jalur Gaza serta memberi Arafat kesempatan menjalankan sebuah lembaga semiotonom yang bisa "memerintah" di kedua wilayah itu. Arafat "mengakui hak Negara Israel untuk eksis secara aman dan damai".
28 September 1995. Implementasi Perjanjian Oslo. Otoritas Palestina segera berdiri.

* Intifada pertama

1993-sekarang

* Kerusuhan terowongan Al-Aqsa

September 1996. Kerusuhan terowongan Al-Aqsa. Israel sengaja membuka terowongan menuju Masjidil Aqsa untuk memikat para turis, yang justru membahayakan fondasi masjid bersejarah itu. Pertempuran berlangsung beberapa hari dan menelan korban jiwa.

* 18 Januari 1997 Israel bersedia menarik pasukannya dari Hebron, Tepi Barat.
* Perjanjian Wye River Oktober 1998 berisi penarikan Israel dan dilepaskannya tahanan politik dan kesediaan Palestina untuk menerapkan butir-butir perjanjian Oslo, termasuk soal penjualan senjata ilegal.
* 19 Mei 1999, Pemimpin partai Buruh Ehud Barak terpilih sebagai perdana menteri. Ia berjanji mempercepat proses perdamaian.
* Intifada al-Aqsa

Maret 2000, Kunjungan pemimpin oposisi Israel Ariel Sharon ke Masjidil Aqsa memicu kerusuhan. Masjidil Aqsa dianggap sebagai salah satu tempat suci umat Islam. Intifadah gelombang kedua pun dimulai.

* KTT Camp David 2000 antara Palestina dan Israel
* Maret-April 2002 Israel membangun Tembok Pertahanan di Tepi Barat dan diiringi rangkaian serangan bunuh diri Palestina.
* Juli 2004 Mahkamah Internasional menetapkan pembangunan batas pertahanan menyalahi hukum internasional dan Israel harus merobohkannya.
* 9 Januari 2005 Mahmud Abbas, dari Fatah, terpilih sebagai Presiden Otoritas Palestina. Ia menggantikan Yasser Arafat yang wafat pada 11 November 2004
* Peta menuju perdamaian
* Juni 2005 Mahmud Abbas dan Ariel Sharon bertemu di Yerusalem. Abbas mengulur jadwal pemilu karena khawatir Hamas akan menang.
* Agustus 2005 Israel hengkang dari permukiman Gaza dan empat wilayah permukiman di Tepi Barat.
* Januari 2006 Hamas memenangkan kursi Dewan Legislatif, menyudahi dominasi Fatah selama 40 tahun.
* Januari-Juli 2008 Ketegangan meningkat di Gaza. Israel memutus suplai listrik dan gas. Dunia menuding Hamas tak berhasil mengendalikan tindak kekerasan. PM Palestina Ismail Haniyeh berkeras pihaknya tak akan tunduk.
* November 2008 Hamas batal ikut serta dalam pertemuan unifikasi Palestina yang diadakan di Kairo, Mesir. Serangan roket kecil berjatuhan di wilayah Israel.
* Serangan Israel ke Gaza dimulai 26 Desember 2008. Israel melancarkan Operasi Oferet Yetsuka, yang dilanjutkan dengan serangan udara ke pusat-pusat operasi Hamas. Korban dari warga sipil berjatuhan.

konfLiK IsraeL vs paLestINaa

Konflik Israel-Palestina, bagian dari konflik Arab-Israel yang lebih luas, adalah konflik yang berlanjut antara bangsa Israel dan bangsa Palestina.

Konflik Israel-Palestina ini bukanlah sebuah konflik dua sisi yang sederhana, seolah-olah seluruh bangsa Israel (atau bahkan seluruh orang Yahudi yang berkebangsaan Israel) memiliki satu pandangan yang sama, sementara seluruh bangsa Palestina memiliki pandangan yang sebaliknya. Di kedua komunitas terdapat orang-orang dan kelompok-kelompok yang menganjurkan penyingkiran teritorial total dari komunitas yang lainnya, sebagian menganjurkan solusi dua negara, dan sebagian lagi menganjurkan solusi dua bangsa dengan satu negara sekular yang mencakup wilayah Israel masa kini, Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur.


Sejak Persetujuan Oslo, Pemerintah Israel dan Otoritas Nasional Palestina secara resmi telah bertekad untuk akhirnya tiba pada solusi dua negara. Masalah-masalah utama yang tidak terpecahkan di antara kedua pemerintah ini adalah:

* Status dan masa depan Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur yang mencakup wilayah-wilayah dari Negara Palestina yang diusulkan.
* Keamanan Israel.
* Keamanan Palestina.
* Hakikat masa depan negara Palestina.
* Nasib para pengungsi Palestina.
* Kebijakan-kebijakan pemukiman pemerintah Israel, dan nasib para penduduk pemukiman itu.
* Kedaulatan terhadap tempat-tempat suci di Yerusalem, termasuk Bukit Bait Suci dan kompleks Tembok (Ratapan) Barat.

Masalah pengungsi muncul sebagai akibat dari perang Arab-Israel 1948. Masalah Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur muncul sebagai akibat dari Perang Enam Hari pada 1967.

Selama ini telah terjadi konflik yang penuh kekerasan, dengan berbagai tingkat intensitasnya dan konflik gagasan, tujuan, dan prinsip-prinsip yang berada di balik semuanya. Pada kedua belah pihak, pada berbagai kesempatan, telah muncul kelompok-kelompok yang berbeda pendapat dalam berbagai tingkatannya tentang penganjuran atau penggunaan taktik-taktik kekerasan, anti kekerasan yang aktif, dll. Ada pula orang-orang yang bersimpati dengan tujuan-tujuan dari pihak yang satu atau yang lainnya, walaupun itu tidak berarti mereka merangkul taktik-taktik yang telah digunakan demi tujuan-tujuan itu. Lebih jauh, ada pula orang-orang yang merangkul sekurang-kurangnya sebagian dari tujuan-tujuan dari kedua belah pihak. Dan menyebutkan "kedua belah" pihak itu sendiri adalah suatu penyederhanaan: Al-Fatah dan Hamas saling berbeda pendapat tentang tujuan-tujuan bagi bangsa Palestina. Hal yang sama dapat digunakan tentang berbagai partai politik Israel, meskipun misalnya pembicaraannya dibatasi pada partai-partai Yahudi Israel.

Mengingat pembatasan-pembatasan di atas, setiap gambaran ringkas mengenai sifat konflik ini pasti akan sangat sepihak. Itu berarti, mereka yang menganjurkan perlawanan Palestina dengan kekerasan biasanya membenarkannya sebagai perlawanan yang sah terhadap pendudukan militer oleh bangsa Israel yang tidak sah atas Palestina, yang didukung oleh bantuan militer dan diplomatik oleh A.S. Banyak yang cenderung memandang perlawanan bersenjata Palestina di lingkungan Tepi Barat dan Jalur Gaza sebagai hak yang diberikan oleh persetujuan Jenewa dan Piagam PBB. Sebagian memperluas pandangan ini untuk membenarkan serangan-serangan, yang seringkali dilakukan terhadap warga sipil, di wilayah Israel itu sendiri.


Demikian pula, mereka yang bersimpati dengan aksi militer Israel dan langkah-langkah Israel lainnya dalam menghadapi bangsa Palestina cenderung memandang tindakan-tindakan ini sebagai pembelaan diri yang sah oleh bangsa Israsel dalam melawan kampanye terorisme yang dilakukan oleh kelompok-kelompok Palestina seperti Hamas, Jihad Islami, Al Fatah dan lain-lainnya, dan didukung oleh negara-negara lain di wilayah itu dan oleh kebanyakan bangsa Palestina, sekurang-kurangnya oleh warga Palestina yang bukan merupakan warga negara Israel. Banyak yang cenderung percaya bahwa Israel perlu menguasai sebagian atau seluruh wilayah ini demi keamanannya sendiri. Pandangan-pandangan yang sangat berbeda mengenai keabsahan dari tindakan-tindakan dari masing-masing pihak di dalam konflik ini telah menjadi penghalang utama bagi pemecahannya.

Sebuah usul perdamaian saat ini adalah Peta menuju perdamaian yang diajukan oleh Empat Serangkai Uni Eropa, Rusia, PBB dan Amerika Serikat pada 17 September 2002. Israel juga telah menerima peta itu namun dengan 14 "reservasi". Pada saat ini Israel sedang menerapkan sebuah rencana pemisahan diri yang kontroversial yang diajukan oleh Perdana Menteri Ariel Sharon. Menurut rencana yang diajukan kepada AS, Israel menyatakan bahwa ia akan menyingkirkan seluruh "kehadiran sipil dan militer... yang permanen" di Jalur Gaza (yaitu 21 pemukiman Yahudi di sana, dan 4 pemumikan di Tepi Barat), namun akan "mengawasi dan mengawal kantong-kantong eksternal di darat, akan mempertahankan kontrol eksklusif di wilayah udara Gaza, dan akan terus melakukan kegiatan militer di wilayah laut dari Jalur Gaza." Pemerintah Israel berpendapat bahwa "akibatnya, tidak akan ada dasar untuk mengklaim bahwa Jalur Gaza adalah wilayah pendudukan," sementara yang lainnya berpendapat bahwa, apabila pemisahan diri itu terjadi, akibat satu-satunya ialah bahwa Israel "akan diizinkan untuk menyelesaikan tembok [artinya, Penghalang Tepi Barat Israel] dan mempertahankan situasi di Tepi Barat seperti adanya sekarang ini" [1] [2].

Dengan rencana pemisahan diri sepihak, pemerintah Israel menyatakan bahwa rencananya adalah mengizinkan bangsa Palestina untuk membangun sebuah tanah air dengan campur tangan Israel yang minimal, sementara menarik Israel dari situasi yang diyakininya terlalu mahal dan secara strategis tidak layak dipertahankan dalam jangka panjang. Banyak orang Israel, termasuk sejumlah besar anggota partai Likud -- hingga beberapa minggu sebelum 2005 berakhir merupakan partai Sharon -- kuatir bahwa kurangnya kehadiran militer di Jalur Gaza akan mengakibatkan meningkatnya kegiatan penembakan roket ke kota-kota Israel di sekitar Gaza. Secara khusus muncul keprihatinan terhadap kelompok-kelompok militan Palestina seperti Hamas, Jihad Islami atau Front Rakyat Pembebasan Palestina akan muncul dari kevakuman kekuasaan apabila Israel memisahkan diri dari Gaza.